Rendahnya rasa malu (terutama pada wanita) disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Tidak adanya pendidikan secara serius semenjak kecil, kerana orang yang terbiasa dengan sesuatu, pada masa muda akan terbawa terus hingga masa tua.
Sesungguhnya ranting-ranting itu akan tegak lurus
Manakala jika engkau meluruskannya (dimasa tumbuh)
tetapi ia tidak boleh diluruskan
Ketika sudah menjadi kayu
2. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bincang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya).
3. Seringnya bergaul dengan orang- orang yang sedikit rasa malunya. contohnya apabila melancong ke luar negeri, bertemu di pasar, pusat-pusat perbelanjaan atau panggung wayang.
4. Termasuk faktor yang terpenting juga adalah dan seringnya wanita ke luar rumah.
Allah berfirman, ertinya, "Dan berdiamlah kamu (istri-istri Nabi) di rumah-rumah kamu.”
Nabi S.A.W. juga bersabda, ertinya, ”Wanita itu adalah aurat.Sesungguhnya apabila ia keluar maka setan membuntutinya dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah dibanding (ketika) ia berada di tengah-tengah rumahnya.”
Juga sabdanya yang lain, ertinya, "Janganlah kamu melarang istri-istrimu (mendatangi) masjid, sedang rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Al Hafizh ad Dimyati berkata, “Ibnu Khuzaimah dan para ulama menyatakan bahwa shalat wanita di rumahnya lebih baik dibanding shalatnya di masjid, meskipun masjid, al-Haram Makah, masjid Nabawi Madinah atau masjid al Aqsha.
1. Tidak adanya pendidikan secara serius semenjak kecil, kerana orang yang terbiasa dengan sesuatu, pada masa muda akan terbawa terus hingga masa tua.
Sesungguhnya ranting-ranting itu akan tegak lurus
Manakala jika engkau meluruskannya (dimasa tumbuh)
tetapi ia tidak boleh diluruskan
Ketika sudah menjadi kayu
2. Seringnya wanita bergaul dan berbincang-bincang dengan laki-laki ajnabi (yang bukan mahramnya).
3. Seringnya bergaul dengan orang- orang yang sedikit rasa malunya. contohnya apabila melancong ke luar negeri, bertemu di pasar, pusat-pusat perbelanjaan atau panggung wayang.
4. Termasuk faktor yang terpenting juga adalah dan seringnya wanita ke luar rumah.
Allah berfirman, ertinya, "Dan berdiamlah kamu (istri-istri Nabi) di rumah-rumah kamu.”
Nabi S.A.W. juga bersabda, ertinya, ”Wanita itu adalah aurat.Sesungguhnya apabila ia keluar maka setan membuntutinya dan sesungguhnya dia tidak lebih dekat kepada Allah dibanding (ketika) ia berada di tengah-tengah rumahnya.”
Juga sabdanya yang lain, ertinya, "Janganlah kamu melarang istri-istrimu (mendatangi) masjid, sedang rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Al Hafizh ad Dimyati berkata, “Ibnu Khuzaimah dan para ulama menyatakan bahwa shalat wanita di rumahnya lebih baik dibanding shalatnya di masjid, meskipun masjid, al-Haram Makah, masjid Nabawi Madinah atau masjid al Aqsha.
No comments:
Post a Comment